
Saat dunia makin sadar pentingnya transisi energi bersih, permintaan terhadap bahan bakar alternatif seperti briket melonjak drastis. Tahun 2025 diprediksi menjadi momentum penting bagi industri briket global—baik dari sisi produksi, ekspor, maupun inovasi teknologi. Artikel ini akan mengupas tuntas tren pasar briket global 2025 berdasarkan data, permintaan, dan arah pergerakan industrinya.
Briket adalah bahan bakar padat yang dibuat dari limbah biomassa seperti serbuk gergaji, tempurung kelapa, sekam padi, hingga limbah pertanian lainnya. Di tengah krisis energi dan tekanan pengurangan emisi karbon, briket menawarkan solusi murah, efisien, dan ramah lingkungan.
Berikut adalah tren utama yang mendominasi pasar briket di tahun 2025:
Negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, Jerman, dan Belanda mulai menggantikan batu bara dengan briket biomassa. Indonesia, India, dan Vietnam menjadi pusat produksi yang sangat diperhitungkan. Kebutuhan Eropa terhadap sustainable fuel makin tinggi seiring target net-zero emissions 2030 mereka.
Fakta: Uni Eropa mengimpor lebih dari 20 juta ton pellet dan briket pada 2024. Angka ini diprediksi naik 25% di 2025.
Dengan naiknya harga batu bara dan gas, briket kini makin murah secara per unit energi. Ini membuka peluang investasi skala kecil dan menengah, terutama di negara berkembang.
Teknologi densifikasi dan torrefaksi membuat briket lebih padat dan tahan lama. Startup energi mulai mengembangkan mesin briket otomatis untuk UMKM, menekan biaya produksi hingga 40%.
Indonesia punya bahan baku melimpah, tapi pasar lokal belum maksimal. Potensi ekspor besar, khususnya ke Asia Timur dan Eropa. Dengan modal skill, alat sederhana, dan strategi digital, anak muda bisa masuk ke industri ini dari nol.
Klik Untuk Melihat Artikel Ini :
Hertantomakmur.com © 2024. All Rights Reserved.
Hertantomakmur.com